Jawa Tengah // FAKTA88.CO.ID // Pengamat integritas publik dan Ketua PPWI DPD Jawa Tengah sekaligus pemilik media, KRT. Ardhi Solehudin, W. SH, menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap fenomena yang belakangan terjadi di dunia pers nasional. Ia menyoroti munculnya praktik saling menjatuhkan antarwartawan melalui pemberitaan yang dinilai tidak sesuai dengan prinsip etika jurnalistik.
Dalam keterangannya, Ardhi menegaskan bahwa fenomena “menjastis” atau menghakimi sesama rekan seprofesi merupakan bentuk penyimpangan dari Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Menurutnya, apabila terdapat dugaan pelanggaran etik oleh seorang wartawan, penyelesaiannya harus dilakukan melalui mekanisme resmi yang telah diatur oleh lembaga pers, bukan dengan penghakiman terbuka di media.
“Wartawan memiliki fungsi dan tugas yang jelas, yakni berpegang teguh pada prinsip integritas dan objektivitas. Kode Etik Jurnalistik secara fundamental melarang praktik saling menjatuhkan atau menghujat sesama rekan kerja,” tegas Ardhi Solehudin.
Ia juga menekankan bahwa misi utama pers adalah melayani kepentingan publik dengan menyajikan informasi yang akurat, faktual, dan berimbang. Oleh karena itu, tindakan saling menghakimi hanya akan merusak citra dan kepercayaan publik terhadap profesi pers.
Lebih lanjut, Ardhi mengajak seluruh insan pers untuk memperkuat solidaritas dan mengembalikan marwah profesi dengan menjadikan Kode Etik Jurnalistik sebagai pedoman utama dalam bekerja.
“Mari kita hentikan praktik saling menghakimi. Fokuslah pada tugas profesional: mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi yang independen serta berimbang. Hindari konflik internal yang justru merugikan kredibilitas profesi. Solidaritas adalah kunci menjaga marwah pers,” pungkasnya.
Dengan penegasan tersebut, Ardhi berharap para pekerja media dapat kembali menjunjung tinggi nilai-nilai etik dan profesionalisme demi menjaga integritas serta kepercayaan publik terhadap dunia pers Indonesia
Social Footer